Saturday, February 27, 2016

TIKUNGAN SEJARAH DAN BANJIR BANDANG PERUBAHAN


Masih ingatkah diskusi Mocopat Syafa'at di taman tirto kasihan, pada tanggal 17 juni kemaren, klo masih ingat/ temen2 yang belum hadir, mari kita sama2 mengkaji ulang dan lebih dalam. oke!.....

Kalimat di atas sebenernya oleh Pak Mustofa W hasyim, kata simbah caknun Judul itu medeni / menakutkan, hehehehe, tapi gak apalah yang penting kita bahas dulu dan mendengerkan dulu, hehehe

Mungkin kalimat di atas emang sengaja di kluarkan, untuk mencoba anak-anak maiyah, sampe di mana sih cara berfikir anak maiyah? .... sedalam apasih memahami kebersamaan hidupnya?....

Saya akan menafsiri dengan pemahaman saya meskipun masih level gento, hehehe

Menurut saya, Kata "TIKUNGAN" masih umum klo bahasa Usul-fiqihnya masih AM, bukan takhsis/ atau makhsus, artinya Lika-liku hidup, bisa ujian, bisa penderitaan. Sedangkan SEJARAH, dalam bahasa arab ada banyak kreteria, ada Tarikh, ada Qisah ada Riwayat, dan ada Hikayat, semuanya mempunyai pengertian yang berbeda-beda tergantung wilayahnya.

Kata "BANJIR BANDANG" bisa di fahami sesuatu yang muncul secara tiba-tiba atau mendadak, sedangkan perubahan adalah pintu pergantian.
entah pergantian menjadi ksatria atau menjadi pengecut, saya kira gak usah di jawab, tapi di hati aja, kwkwkwkwww

Contoh begini,
Klo kita berbuat baik dan jujur, kemudian banyak orang yang memuji, dan orang di sekeliling kita banyak yang hormat atau salut, saya kira ini sudah biasa, pas dengan sebab dan akibat, dan itu ssesuatu hal yang wajar dan lumrah,
Akan tetapi Klo kita, berbuat jujur dan suka menolong yang baik, di kemudian hari kita di tuduh mecem2 atau fitnah, terus kita bersabar, hati menatap Allah, inilah di sebut tikungan, maka di saat itu secara tiba-akan banjir ilmu Hikmah, banjir ilmu kehidupan yang masuk dalam diri kita. saat itu perubahan karakter mulai tampak, artinya, ketika orang memfitnah kita, dan kita menerima, tidak demdam pada orang yang memfitnah kita, maka inilah di sebut PERUBAHAN, fikiran jadi sehat, karakter mulai tampak berubah menjadi baik, Struktur jiwa semakin ter-arah, syaraf-syaraf akal, hati semakin bertambah tawadlu' menjaga rasa sosial, dan sebaginya.

Contoh lain,
ketika kita belajar nak sepeda motor, tanpa sengaja jatuh tersungkur, lutut berdarah, badan terasa pegal, semuanya terasa sakit. apa yang kita lakukan? klo kita gak kuat menahan sakit, atau tidak sabar, maka orang ini akan menyalahkan orang lain, dan akhirnya kapok belajar sepade, ya akhirnya jadi pengecut,
Ketika orang jatuh dari motor, itu bersabar menahan rasa sakit, dan bersabar, maka orang tadi akan selalu berfikir, hati kita kan bangkit, dalam hatinya akan berkata; "Kita jatuh bukan untuk mengeluh, tapi kita jatuh utuk bangkit belajar lagi sampe rasa sakitnya tak terasa, karena saking nikmatnya belajar ingin bisa, malah ada yang bisa trek-trekan, dan jemping-jempingan, hehehe

Kepiye pendapatmu konco-konco maiyah? ......
di comen dewe yo? ..........
klo ada kalimat yang salah di maklumi yo, hehehehe
*******************************
Jogjakarta / Kamis / 18 / Juni / 2015
Kang Muhson wong ndesooooo

No comments:

Post a Comment