Monday, April 17, 2017

MIRIP KAH KASUS MUNIR DAN NOVEL BASWEDAN?


Ada ungkapan: "Korupsi dengan berjamaah kadang lebih aman dari pada korupsi sendirian".
Karena kalau korupsi berjama'ah itu saling menutupi, saling membela, saling membelokkan, saling melindungi, saling merakayasa alasan. Kasus eKtp pun demikian, pasti banyak instansi lain yang banyak terlibat, makanya saling membantah. Sedangkan korupsi sendirian mudah tertangkap, karena gak ada temennya.

Pernah dengar nama aktivis HAM beberapa tahun lalu yang di kabarkan di racun tikus, dia adalah Munir said Tholib. kasusnya sampe sekarang masih menggantung di lemari misterus, siapa dalangnya juga misterius juga. sosok Munir ini juga orang paling di khawatirkan oleh sebagian tokoh tokoh pejabat yang bermental curang atau suka korupsi. maka dari itu jangan heran kalau Munir ini di habisi secara sadis. seingat saya kasus meninggalnya Munir adalah pada masa pemerintahan ** **** , saya sendiri juga gak tahu kenapa masalah itu yang menjadi korban kebrutalan sampe di racun tikus.

Kasus kali ini adalah menimpa pada sosok spesialis ahli penyidik yang menjali andalan utama KPK, dia adalah Novel Baswedan yang kini menjadi korban empuk oleh orang tak di kenal dengan menyiram air keras di wajahnya. saya sendiri juga gak tahu kenapa mereka tega menyiram Dengan air keras. yang jelas ya begitulah namanya orang jujur pasti banyak ujian dan banyak ancaman dari segala arah.

Kata Ulama'; "Kejujuran itu terkadang harus berjalan di atas api yang sangat panas yang sangat membara, bahkan lebih dari itu, nyawa pun bisa melayang".
Sampe kapanpun yang namanya kejujuran akan menjadi minoritas, gak mungkin menjadi mayoritas, dan itu sudah menjadi sunnatullah. di mana orang baik dan jujur, akan di kelilingi orang jahat. karena orang jahat itu lihai dalam diploasi, membela diri, pandai menutupi, dan jago dalam beradaptasi.

saya sendiri. malah membayangkan begini, sistem pemerintahan Indonesia ini seperti persis dalam film India yang putar pada tahun 1995an, subut saja film India yang di bintangi oleh Ajay Dev-Gan (polisi kroco) dan Amrispuri (pengusaha jahat). di mana dalam film tersebut dari polisi dan jaksa, hukum satu barisan yang sudah di beli oleh seorang pengusaha kaya. Maka hampir semua aparat tunduk pada pengusaha kaya yang curang. bahkan perdana menterinya juga takut, karena dulu ketika pemilu di biayai oleh pengusaha.

Kalaupun ada polisi yang jujur, maka biasanya akan di pindah, dan malah mati di bunuh preman bayaran atas perintah sang jendral. coba saja lihat kembali film film eksen India, cina dan barat, pasti ada sebuah perwira polisi yang terlibat dalam barisan orang jahat. begitulah kiranya.

Nah kasus yang menimpa munir dan novel ini, mungkin bisa jadi mirif-miriplah. meskipun sebagian tokoh mengatakan "ini murni kriminal, bukan pelemahan KPK" atau bilang jangan sampe saling menuduh siapapun". tetap saja masyarakat akan menaruh curiga pasti ada hubungannya dengan kasus kasus pejabat korupsi yang di tangani novel. walaupun seribu kali alasan bukan pelemahan KPK, tetapi itu sudah jelas dan gamblang kok. itu bisa jadi sandiwara belaka. masyarakat bawah yang tak tahu politik aja, pasti akan menyimpulkan bahwa kasus penyiraman air keras ke pak novel Baswedan ada hubungan nya dengan kasus pejabat koruptor. Cah dusun aja tahu, apa lagi para wartawan dan tokoh politik yang tiap hari melihat suasana di instansi. Hehehhehe

Kalau dulu yang habisi AS dan BW yang di tendang dari KPK, malah sekarang penyidiknya, kok tidak ketua KPK atau wakil KPK, ada apa ya? .... kan biasanya ketuanya dulu yang di habisi. misterius maneh bro!.
Saya menjadi yakin mungkin saat ini para pejabat yang terlibat korupsi yang di tangani novel Baswedan, sedang tertawa berpesta poranda atas keberhasilannya, dan bertepuk tangan di rumahnya masing-masing pejabat korupsi ini sambil duduk di kursi nonton berita TV Sambil minum kopi. Mungkin Dalam hatinya terbersit, "Syukurin lho novel, rasain klo berani menyidik saya, emangnya aku aja korupsi, di institusi yang lain masih banyak". Gt kiranya.

Atau mungkin ada musuh dalam selimut di dalam ***, ? Atau mungkin emang di sengaja sudah di atur sebelumnya? ....... misterius maneh.
Firasat saya kasus novel nanti gak bakalan ketemu siap pelakunya, sama dengan kasus aktivis HAM, yaitu Munir .
Mengapa demikian, karena kasus kasus yang melibatkan orang banyak, gak bakalan di cari siapa dalang utamanya. Dan itu sudah menjadi sunnatul-hukum Indonesy. Kwkwkwwkw
___________
Jogjakarta . April / 2017.
Wong ndesoooo bro!