Masih
ingatkah hari kamis malam jum''at, tanggal / 17 / September / 2015 kemaren, pas
acara maiyah di tamantirto. Kasihan Bantul?..... suasana yang mengharukan juga
mengagetkan para hadirin jamaah, entahlah bagaimana tidak, ada seorang
pengusaha besar ingin membangun masjid 99 di cikampek Ja-bar, mungkin ini menjadi kabar
bahagia bagi para pendengar, namun bagi para ahli tasawuf mungkin akan berbeda pandangan atau berbeda pendapat. hehehehe
Malam
itu acara maiyah kedatangan tamu pengusaha Internasional dari kebangsaan cina,
yang sangat kayairaya, mereka bersilaturrohmi memeperkenalkan diri hanya untuk
meminta doa. Namanya bapak HARTONO LIMIN, menurut penuturannya mereka ingin
membangun miniatur masjid sebanyak 99 masjid. di daerah jawa barat, kalau gak
salah di cikampek.
1. Tujuan
mereka membangun miniatur 99 masjid adalah
ingin mempersatukan Ulama' dan umat islam di Indonesia
2. Ingin Universitas Islamic
Center
3.
Ingin
membuat sejarah peradaban umat islam di indonesia
Ketiga
tujuan mereka inilah yang bisa aku tangkap oleh telinga saya. Namun sebelum
acara maiyah tanggal 16, datang ke kadipiro seresehan bersama CN, yang
kebetulan saya juga ikut mendengarkan tujuan silaturrohmi. Mereka
memperlihatkan presentasi para tokoh-tokoh politik untuk memuji tujuan baik
mereka,
Setelah
presentasi selesai di bukalah pertanyaan untuk para hadirin maiyah di sana. Akan
tetapi sebelum CN berbicara, tentang pembangunan masjid itu, mereka
memperlihatkan video pendapat para ulama’ nasional seperti said agil, ada yusuf
kalla dll. Akau gak tahu apakah para ulama’ ini di ambil pendapatnya minta
persetujuan atas tujuannya.
Di sela-sela
Tanya jawab ada seorang tua yang putih rambut dan jenggotnya, dia berkata
dengan tegas tidak setuju, karena sekarang ini sudah banyak masjid, dan tidak
kekurangan masjid, malah sekarang masjid banyak yang kosong dari jamaahnya.
ungkapnya
Usai
sudah diskusi tanya jawab antara hadirin dan bapak Hartono limin tentang
rencana pembangunan 99 masjid, akhirnya pak hartono menyerahkan mix pada Caknun.
Dan yang paling mengagetkan saya adalah hanya beberapa detik, caknun berbicara,
kalo gak salah begini "Kami ini bukan siapa-siapa. kami ini orang “Ghuroba”, orang asing tidak di kenal
siapapun, iki bocah maiyah Kere-kere kabeh, apa yang bisa kami perbuat. apakah
bapak ingin kami dari bagian bapak? sementara bapak belum tentu mau jadi bagian kami"
Ketika
mendengar kalimat itu bapak hartono dan timnya, ada profesor ekonom, ada 2
habib, dan satu lagi santrinya mbah Dimyati, mereka diam seribu bahasa, pak
hartono sendiri gak berani menjawab sepatah katapun, akhirnya di serahkan oleh
habib, itupun jawaban habib hanya ucapan "saya sangat bersyukur bisa
ketemu dan silaturrohmi ke tempatnya caknun" itu aja kalimatnya.
Ohya
sedulurku kabeh! ini bisa menjadi renungan. Di saat Rakyat kecil mengalami
permasalahan tentang ekonomi mengerikan, rakyat salalu di rundung kekhawatiran
di gusur pemerintah, yang tinggal di bantalan sungai ciliwung, sementara mereka
ingin membuat miniatur 99 masjid.
Di
sidoarjo rakyat terlunta-lunta gak punya tempat tinggal, karena di gebyur
lumpur lapindo, mereka menangis darah,karena tempat kelahirannya telah sirna,
harapan dan cita-citanya hanya sebagai mimpi belaka.
Kalau
seandainya pembangunan miniatur 99 masjid, di batalkan pak hartono dan di
alihkan ke sosial, membangun rumah untuk menampung para rakyat yang menderita,
untuk membantu para gelandangan untuk di bina, mereka sebenernya haus ilmu dan
haus pendidikan, maka menurut kami ini lebih bagus, dari pada membuat masjid,
karena masjid sekarang ini sperti tontonan, masjid megah, tapi gak ada yang
berjamaah.
Nah
sekarang kekhawatiran inilah sudah terjadi, pernahkah kita datang di masjid di
jawa tengah tepatnya di .................... ada masjid mewah, sehinnga
masjidnya menjadi tempat wisata bagi pendatang, dari mulai penitipan parkir,
penitipan sandal dan tas, dan naik ke menara untuk melihat suasana di atas,
dulu saya pernah bertanya kpd salah satu pegawai admin di sana, omzetnya satu
hari bisa 20jt, perhari, di sana juga di bangun sebuah hotel, dan ruang khusus
resepsi. Luar biasa kan.
Kalau
kita mau menengok ke belakang, sejarah berdirinya masjid itu tengah-tengah
masyarakat, dan hasil dari maslahah permintaan masyarakat, itupun semua warga
masyarakat berbondong-bondong membantu membangun, tanpa pamrih, tanpa bayaran,
mereka siap sedekah tenaga, dengan tulus, sambil berdoa, berdzikir, sehingga
kelak masjid yg kita dirikan berkah sampe anak cucu mereka.
Nah
sekarang, masyarakat gak butuh mesjid, karena masjid dah banyak, kalau buat masjid,
itu gampang, yang sulit ini mengisi jama’ah, sama seperti membuat pesantren, kalau
punya uang banyak bisa buat seindah mungkin, yang sulit adalah mengisi
pesantren mengaji belajar agama ini yang paling sulit, karena ini butuh waktu
seumur hidup. gitu kayaknya, hehehehe
Ohya
pernah kita mendengar hadist Tahqiqi, akan datang suat masa di mana masjid
menjadi asing, karna di lingkungan yang tak mau berjamaah" Riwayat lain,
tanda-tanda qiyamat sugro adalah berlomba-lombanya ummat ini memperindah
masjid,
Mari
kita berfikir sejenak, Bayangkan coba sekarang ini bahkan masjid agung aja yang
berjamaah adalah bukan warga setempat, malah yang berjamaah orang luar yang
lagi perjalanan,
Sedangkan
jaman sekarang, klo membuat masjid, begitu mudahnya, asalkan banyak uang. Terus kepiye menurutmu sedulurku konco-konco?
di jawab dewe njeh? ....
*****************************************
NB;
klo ada yang salah di maklumi njeh?
Jogjakarta
/ jum'at / 18 / september 2015
Lek-son
bocah wingi sore
@@@@@@@@@@@@@
No comments:
Post a Comment