Sunday, March 27, 2016

PEMBANGUNAN 99 MASJID




 Masih ingatkah hari kamis malam jum''at, tanggal / 17 / September / 2015 kemaren, pas acara maiyah di tamantirto. Kasihan Bantul?..... suasana yang mengharukan juga mengagetkan para hadirin jamaah, entahlah bagaimana tidak, ada seorang pengusaha besar ingin membangun masjid 99 di cikampek Ja-bar, mungkin ini menjadi kabar bahagia bagi para pendengar, namun bagi para ahli tasawuf mungkin akan berbeda pandangan atau berbeda pendapat. hehehehe

Malam itu acara maiyah kedatangan tamu pengusaha Internasional dari kebangsaan cina, yang sangat kayairaya, mereka bersilaturrohmi memeperkenalkan diri hanya untuk meminta doa. Namanya bapak HARTONO LIMIN, menurut penuturannya mereka ingin membangun miniatur masjid sebanyak 99 masjid. di daerah jawa barat, kalau gak salah di cikampek.

1.      Tujuan mereka membangun miniatur 99 masjid adalah  ingin mempersatukan Ulama' dan umat islam di Indonesia
2.       Ingin Universitas Islamic Center
3.      Ingin membuat sejarah peradaban umat islam di indonesia

Ketiga tujuan mereka inilah yang bisa aku tangkap oleh telinga saya. Namun sebelum acara maiyah tanggal 16, datang ke kadipiro seresehan bersama CN, yang kebetulan saya juga ikut mendengarkan tujuan silaturrohmi. Mereka memperlihatkan presentasi para tokoh-tokoh politik untuk memuji tujuan baik mereka,
Setelah presentasi selesai di bukalah pertanyaan untuk para hadirin maiyah di sana. Akan tetapi sebelum CN berbicara, tentang pembangunan masjid itu, mereka memperlihatkan video pendapat para ulama’ nasional seperti said agil, ada yusuf kalla dll. Akau gak tahu apakah para ulama’ ini di ambil pendapatnya minta persetujuan atas tujuannya.

Di sela-sela Tanya jawab ada seorang tua yang putih rambut dan jenggotnya, dia berkata dengan tegas tidak setuju, karena sekarang ini sudah banyak masjid, dan tidak kekurangan masjid, malah sekarang masjid banyak yang kosong dari jamaahnya. ungkapnya

Usai sudah diskusi tanya jawab antara hadirin dan bapak Hartono limin tentang rencana pembangunan 99 masjid, akhirnya pak hartono menyerahkan mix pada Caknun. Dan yang paling mengagetkan saya adalah hanya beberapa detik, caknun berbicara, kalo gak salah begini "Kami ini bukan siapa-siapa. kami ini orang “Ghuroba”, orang asing tidak di kenal siapapun, iki bocah maiyah Kere-kere kabeh, apa yang bisa kami perbuat. apakah bapak ingin kami dari bagian bapak? sementara bapak belum tentu mau jadi bagian kami"

Ketika mendengar kalimat itu bapak hartono dan timnya, ada profesor ekonom, ada 2 habib, dan satu lagi santrinya mbah Dimyati, mereka diam seribu bahasa, pak hartono sendiri gak berani menjawab sepatah katapun, akhirnya di serahkan oleh habib, itupun jawaban habib hanya ucapan "saya sangat bersyukur bisa ketemu dan silaturrohmi ke tempatnya caknun" itu aja kalimatnya.
Ohya sedulurku kabeh! ini bisa menjadi renungan. Di saat Rakyat kecil mengalami permasalahan tentang ekonomi mengerikan, rakyat salalu di rundung kekhawatiran di gusur pemerintah, yang tinggal di bantalan sungai ciliwung, sementara mereka ingin membuat miniatur 99 masjid.

Di sidoarjo rakyat terlunta-lunta gak punya tempat tinggal, karena di gebyur lumpur lapindo, mereka menangis darah,karena tempat kelahirannya telah sirna, harapan dan cita-citanya hanya sebagai mimpi belaka.

Kalau seandainya pembangunan miniatur 99 masjid, di batalkan pak hartono dan di alihkan ke sosial, membangun rumah untuk menampung para rakyat yang menderita, untuk membantu para gelandangan untuk di bina, mereka sebenernya haus ilmu dan haus pendidikan, maka menurut kami ini lebih bagus, dari pada membuat masjid, karena masjid sekarang ini sperti tontonan, masjid megah, tapi gak ada yang berjamaah.

Nah sekarang kekhawatiran inilah sudah terjadi, pernahkah kita datang di masjid di jawa tengah tepatnya di .................... ada masjid mewah, sehinnga masjidnya menjadi tempat wisata bagi pendatang, dari mulai penitipan parkir, penitipan sandal dan tas, dan naik ke menara untuk melihat suasana di atas, dulu saya pernah bertanya kpd salah satu pegawai admin di sana, omzetnya satu hari bisa 20jt, perhari, di sana juga di bangun sebuah hotel, dan ruang khusus resepsi. Luar biasa kan.

Kalau kita mau menengok ke belakang, sejarah berdirinya masjid itu tengah-tengah masyarakat, dan hasil dari maslahah permintaan masyarakat, itupun semua warga masyarakat berbondong-bondong membantu membangun, tanpa pamrih, tanpa bayaran, mereka siap sedekah tenaga, dengan tulus, sambil berdoa, berdzikir, sehingga kelak masjid yg kita dirikan berkah sampe anak cucu mereka.

Nah sekarang, masyarakat gak butuh mesjid, karena masjid dah banyak, kalau buat masjid, itu gampang, yang sulit ini mengisi jama’ah, sama seperti membuat pesantren, kalau punya uang banyak bisa buat seindah mungkin, yang sulit adalah mengisi pesantren mengaji belajar agama ini yang paling sulit, karena ini butuh waktu seumur hidup. gitu kayaknya, hehehehe

Ohya pernah kita mendengar hadist Tahqiqi, akan datang suat masa di mana masjid menjadi asing, karna di lingkungan yang tak mau berjamaah" Riwayat lain, tanda-tanda qiyamat sugro adalah berlomba-lombanya ummat ini memperindah masjid,

Mari kita berfikir sejenak, Bayangkan coba sekarang ini bahkan masjid agung aja yang berjamaah adalah bukan warga setempat, malah yang berjamaah orang luar yang lagi perjalanan,
Sedangkan jaman sekarang, klo membuat masjid, begitu mudahnya, asalkan banyak uang.  Terus kepiye menurutmu sedulurku konco-konco? di jawab dewe njeh? ....

*****************************************
NB; klo ada yang salah di maklumi njeh?
Jogjakarta / jum'at / 18 / september 2015
Lek-son bocah  wingi sore
@@@@@@@@@@@@@

No comments:

Post a Comment